Melansir
Ga ada satu pun kendaraan bermotor di Indonesia ini yang mampu hidup tanpa premium. Ibarat manusia tanpa air, maka motor n mobil pun ga bisa jalan tanpa bensin. Namun beberapa bulan ini kesediaan BBM, baik Premium maupun Solar macet. Bayangkan aja antrean truk yang mau ngisi solar di SPBU hampir mencapai 2 km. N antrean tu dimulai dari 2 hari sebelumnya. Jadi bisa dibayangkan betapa langkanya BBM di tempat kita sehingga antrian truk bisa "mengular" seperti itu.
Nah ortu ku sebagai bisnismen sejati meliat peluang dan celah dari hal ini. Sesuai ilmu ekonomi apabila permintaan banyak n barang langka maka penawaran menjadi menggila, maka mulailah bapak (panggilanku bagi ayah di rumah), melakukan hal terlarang yaitu menjadi pelangsiran minyak premium. Pelangsir adalah orang2 yang melakukan kegiatan melangsir yaitu kegiatan beli bensin di SPBU namun bukan untuk dipakai melainkan dijual lagi. Cara pelangsiran membeli BBM adalah dengan cara mengisi Bensin pake mobil ato motor sampai full, kemudian bensin yang udah di dapat tu tadi dikeluarkan dan diisi kedalam jerigen. Kemudian ngantri lagi dech..begitulah kira2 kehidupan pelangsir.
Nah sebagai anak yang berbakti (mudah2an), maka tugasku adalah membantu bapak melansir. Demi beliau ku rela bangun pagi2 sekali (biasanya sich bangun jam 7 pagi. Kaya kebo) untuk ikut mengantarkan mobil ke SPBU. Padahal SPBU tu baru buka jam 8 pagi, namun demi mendapatkan antrian di depan maka sebelum subuh kami dah berangkat untuk mengantri. Biasanya sich kalo dari subuh tu ya dapat antrian no 3 ato no 4 di antrian tu (brarti ada yang lebih subuh lagi dari kami, kaya ayam aja).
Dari sekian banyak pengalaman melangsir ini, ada satu bagian pekerjaan dari melangsir ni yang paling ku benci. Inilah sebabnya ...... :
Ketika itu ku kebagian mengeluarkan minyak dari mobil box sebanyak 100 liter. Ya ku keluarkan aja langsung ke dalam jerigen tanpa di takar. Namun kebegoan ku inilah yang membawa malapetaka. Rupanya ketika bapak ngeliat hal ini, beliau langsung marah " Itu kenapa koq langsung ke jerigen ? di takar dulu lah... malas ya kamu ?!!Ayo takar lagi!! ".
Yah... terpaksa dech nakar lagi. Ku habiskan dulu ngeluarkan minyaknya di 5 jerigen isi 20 liter, kemudian baru ku takar. Pas habis, langsung ku takar... caranya ku tumpuk dulu jerigen minyak tu setinggi mungkin (biasanya sich max 3 tumpuk. mirip burger raksasa). Trus jerigen yang paling atas tu disedot menggunakan selang panjang, n dialirkan ke takaran 5 literan. Awalnya berlangsung bagus dan aman, namun ketika mao menyedot yang ke 3....
Taufin : ( Masukin selang ke dalam jerigen),,apalah arti hidup tanpa kamu... (sambil nyanyi2... ga tau bahwa suaraku menyebabkan polusi akut). (nyedot minyak lewat selang pake mulut (ya iyalah lewat mulut, kalo lewat bokong malah nyembur.hahaha)). Rupanya karena terlalu semangat nyedot maka minyak nya tu mencapai mulutku.
HHHooooeeekkkkk....cccUUUuhhhh..aaaahookkk..ahok..cuih..cuih.. (asem, sepet, asin, pedas, nyampur dech rasanya).
N jkarena kejadian tak terduga tu ku panik n menyebabkan ku nyenggol tumpukan jerigen,.,.dan...
AAAAHHHH!!!
GuNMBrang!!!babakkak!!
BYUUURRR!!!
AAHHH??!!mama!!bapa>>>WTF!!
Keguyr ma!!alil Keguyur!!!
Ahhh...ademmmm...Lho....Lho..koq panas ??AHHHH!!
Manammama!!!panas!!alil k=ku panas!!!
Begitulah... jerigen tersebut tumpah menimpaku dan menumpahkan minyak didalamnya ke (maaf ya) P***S ku... rasanya seperti digigit semut namun dengan kmoplikasi siraman air panas.. Pokoknya ga banget dech..
Melalui cerita ini ku pengen ngasih nasihat buat temen2 : " janganlah memakai softex di sembarang tempat. Pakailah pada tempatnya ".